Pages

Rabu, 30 November 2011

Asyura


Malam Asyura

Malam ini adalah malam keterasingan Imam Husein as dan para sahabat serta keluarganya, karena mereka dikepung oleh pasukan Ibnu Marjânah dan Ibnu Sa’d yang memutus hubungan mereka dengan pihak luar; malam yang penuh dengan rintihan dan isakan tangis putra-putrinya yang masih kecil, karena mereka esok hari harus rela berpisah dari kekasih mereka.
Dalam kitab Iqbâl al-A’mâl, Sayid Ibnu Thâwûs ra menyebutkan beberapa doa dan shalat yang memiliki keutamaan tak terhingga untuk malam ini. Di antaranya:
a. Shalat seratus raka’at. Di setiap raka’at, bacalah surah al-Fâtihah, lalu, at-Tauhid sebanyak tiga kali. Setelah selesai melaksanakan keseratus raka’at tersebut, bacalah bacaan berikut ini sebanyak tujuh puluh kali:
سُبْحَانَ اللهِ وَ الْحَمْدُ ِللهِ وَ لاَ اِلَـهَ إِلاَّ اللهُ وَ اللهُ أَكْبَرُ وَ لاَ حَوْلَ وَ لاَ قُوَّةَ إِلاَّ بِاللهِ الْعَليِّ الْعَظيْمِ
b. Shalat empat raka’at di penghujung malam. Di setiap raka’at setelah membaca surah al-Fâtihah, bacalah ayat Kursi, surah at-Tauhid,  al-Falaq, dan an-Nâs masing-masing sebanyak sepuluh kali. Lalu, bacalah surah at-Tuhid sebanyak seratus kali setelah membaca salam.
c. Shalat empat raka’at. Di setiap raka’at, bacalah surah al-Fâtihah dan at-Tauhid masing-masing sebanyak lima puluh kali. Shalat ini adalah shalat Amirul Mukminin as yang memiliki keutamaan yang tak terhingga.
Setelah menyebutkan shalat tersebut, Sayid Ibnu Thâwûs ra berkata, “Jika Anda telah membaca salam untuk raka’at keempat, perbanyaklah membaca dzikir kepada Allah, mengirimkan shalawat kepada Rasulullah SAWW, dan laknat atas para musuhnya semampu Anda”.
Dalam sebuah hadis disebutkan bahwa barangsiapa menghidupkan malam ini (dengan ibadah), seakan-akan ia telah menyembah kepada Allah seperti ibadah para malaikat, pahala orang yang menghidupkan malam ini sama seperti pahala ibadah selama tujuh puluh tahun, dan barangsiapa mendapatkan taufik untuk berziarah ke Makam Imam Husein as di Karbala serta bermalam di situ hingga pagi hari, maka Allah akan membangkitkannya pada hari kiamat dengan berlumuran darah Imam Husein as bersama para syuhada pembelanya.

Hari Asyura

Hari ini adalah hari syahâdah Imam Husein as. Sangat dianjurkan bagi para pengikut Ahlulbait as untuk tidak menyibukkan diri dengan pekerjaan duniawi selain mendirikan majlis-majlis ‘azâ` (belasungkawa) bagi beliau dan para sahabat beliau, sebagaimana hal itu mereka lakukan ketika ditimpa oleh kematian putra-putri dan keluarga mereka tercinta.


Ketika Anda berjumpa dengan saudara-saudara seiman, ucapkanlah
أَعْظَمَ اللهُ أُجُوْرَنَا بِمُصَابِنَا بِالْحُسَيِنِ (ع) وَ جَعَلَنَا وَ إِيَاكُمْ مِنَ الطَّالِبِيْنَ بِثَارِهِ مَعَ وَلِيِّهِ الْإِمَامِ الْمَهْدِيِّ مِنْ آلِ مُحَمَّدٍ (ع)
Di antara amalan-amalan yang dianjurkan untuk dikerjakan pada hari ini adalah sebagai berikut:
a. Membaca surah at-Tauhid sebanyak seribu kali. Disebutkan dalam sebuah hadis bahwa Allah akan memandang pembacanya dengan penuh rahmat.
b. Menahan diri untuk tidak makan dan minum tanpa meniatkan berpuasa. Setelah waktu Ashar, makanlah makanan ringan, seperti teh atau air putih, sebagaimana layaknya makanan orang-orang yang tertimpa musibah kematian. Allamah al-Majlisi ra dalam kitab Zâd al-Ma’âd berkata, “Sebaiknya kita tidak melakukan puasa pada hari kesembilan dan kesepuluh (Muharram), karena Bani Umaiyah berpuasa pada dua hari tersebut untuk memperoleh berkah dan merayakan atas syahidnya Imam Husein as. Mereka juga menciptakan hadis-hadis palsu yang disandarkan kepada Rasulullah SAWW tentang keutamaan berpuasa pada dua hari tersebut. Para imam Ahlulbait as—sesuai dengan hadis-hadis yang ada—sangat mencela berpuasa pada dua hari ini. Begitu juga, Bani Umaiyah menyimpan cadangan-cadangan makanan satu tahun ke depan pada hari Asyura. Oleh karena itu, Imam Ridhâ as berkata, “Barangsiapa meninggalkan seluruh kegiatan (sehari-hari)nya  pada hari Asyura, niscaya Allah akan mengabulkan seluruh hajat dunia dan akhiratnya; barangsiapa yang menjadikan Asyura sebagai hari kesedihannya, niscaya Allah akan menjadikan hari kiamat sebagai hari kebahagiaannya dan kedua matanya akan berbinar-binar dengan melihat kami; barangsiapa yang menjadikan Asyura sebagai hari yang penuh berkah dan menyimpan cadangan makanan di rumahnya, niscaya Allah tidak akan memberkati cadangan makanan itu dan pada hari kiamat Ia akan mengumpulkannya dengan Yazîd, Ubaidillah bin Ziyâd, dan Umar bin Sa’d”.
c. Saleh bin ‘Uqbah dan Saif bin ‘Umairah meriwayatkan bahwa ‘Alqamah bin Muhammad al-Hadhrami berkata, “Aku pernah berkata kepada Imam Muhammad al-Bâqir as, “Ajarkanlah kepadaku suatu doa yang dapat dapat kubaca ketika aku menziarahi beliau (Imam Husein as), baik dari dekat atau dari jauh, dan aku dapat menghaturkan salam kepada beliau dari rumahku dan kota-kota yang jauh dari (makam beliau)”. Beliau berkata, “Wahai ‘Alqamah, setelah mengerjakan dua raka’at shalat dan menghaturkan salam kepada beliau, bacalah doa (berikut ini). Setelah engkau membaca doa ini, sesungguhnya engkau telah membaca doa yang dibaca oleh malaikat penziarah beliau, Allah akan menulis ratusan ribu derajat bagimu, (kedudukan)mu seperti (kedudukan) para sahabat beliau yang telah syahid bersama beliau, dan akan ditulis bagimu pahala berziarah kepada setiap nabi dan rasul serta pahala setiap orang yang berziarah ke makan beliau”.
اَلسَّلاَمُ عَلَيْكَ يَا أَبَا عَبْدِ اللهِ، اَلسَّلاَمُ عَلَيْكَ يَا ابْنَ رَسُوْلِ اللهِ، اَلسَّلاَمُ عَلَيْكَ يَا.
Salam bagimu, wahai Abu Abdillah, salam bagimu, wahai putra Rasulillah, salam bagimu, wahai
ابْنَ أَمِيْرِ الْمُؤْمِنِيْنَ وَابْنَ سَيِّدِ الْوَصِيِّيْنَ، اَلسَّلاَمُ عَلَيْكَ يَا ابْنَ فَاطِمَةَ الزَّهْرَاءِ،
putra Amirul Mukminin dan penghulu para Washî, salam bagimu, wahai putra Fatimah az-Zahra`,
سَيِّدَةِ نِسَاءِ الْعَالَمِيْنَ، اَلسَّلاَمُ عَلَيْكَ يَا ثَارَ اللهِ وَ ابْنَ ثَارِهِ وَالْوِتْرَ المَوْتُوْرَ،
penghulu wanita seluruh dunia, salam bagimu, wahai Tsârullâh[2] dan putra Tsârullâh,
اَلسَّلاَمُ عَلَيْكَ وَعَلَى اْلأَرْوَاحِ الّتيْ حَلّتْ بِفِنَائِكَ، عَلَيْكُمْ مِنّيْ جَمِيْعاً سَلاَمُ اللهِ
salam bagimu dan bagi jiwa-jiwa yang telah terbaring di haribaanmu,kuhaturkan salam Ilahi bagi kalian semua
أبَداً مَا بَقِيْتُ وَبَقِيَ الَّليْلُ وَالنَّهَارُ.يَا أبَا عَبْدِ اللهِ ، لَقَدْ عَظُمَتِ الرَّزِيَّةُ وجَلّتْ
selama aku hidup dan siang dan malam masih berputar. Wahai Abu Abdillah, sungguh besar kesusahan
وعَظُمَتِ الْمُصِيْبَةُ بِكَ عَلَيْنَا وَعَلَى جَمِيْعِ أَهْلِ اْلإِسْلاَمِ، وَجَلَّتْ وَعَظُمَتْ.
dan musibahmu atas kami dan atas seluruh pemeluk Islam; sungguh besar
مُصِيْبَتُكَ فِيْ السَّمَوَاتِ عَلَى جَمِيْعِ أَهْلِ السَّمَوَاتِ، فَلَعَنَ اللهُ اُمَّةً أسَّسَتْ أَسَاسَ
musibahmu di langit atas semua penduduk langit, semoga Allah melaknat sekelompok umat yang telah menanamkan akar
الظُّلْمِ وَ الجَوْرِ عَلَيْكُمْ أَهْلَ الْبَيْتِ، وَلَعَنَ اللهُ أُمَّةً دَفَعَتْكُمْ عَنْ مَقامِكُمْ وَأَزَالَتْكُمْ
kezaliman atas kalian, Ahlul Bayt, semoga Allah melaknat sekelompok umat yang telah menyingkirkan kalian dari posisi kalian dan mendepak kalian
عَنْ مَرَاتِبِكُمُ الَّتِيْ رَتَّبَكُمُ اللهُ فِيْهَا، وَلَعَنَ اللهُ أُمَّةً قَتَلَتْكُمْ، وَلَعَنَ اللهُ الْمُمَهِّدِيْنَ
dari kedudukan yang telah ditentukan oleh Allah untuk kalian, semoga Allah melaknat sekelompok umat yang telah membunuh kalian, dan semoga Allah melaknat orang-orang yang
لَهُمْ بِالتَّمْكِيْنِ مِنْ قِتَالِكُمْ، بَرِئْتُ إِلَى اللهِ وَ إلَيْكُمْ مِنْهُمْ وَمِنْ أَشْيَاعِهِمْ وَ أَتْبَاعِهِمْ
menyediakan lahan bagi mereka untuk memerangi kalian, aku membebaskan diriku kepada Allah dan kalian dari mereka, pengikut,
وَأَوْلِيَائِهِمْ.يَا أَبَا عَبْدِ اللهِ، إِنِّيْ سِلْمٌ لِمَنْ سالَمَكُمْ وَحَرْبٌ لِمَنْ حارَبَكُمْ إِلَى يَوْمِ
dan sekutu mereka. Wahai Abu Abdillah, aku berdamai dengan orang yang berdamai dengan kalian dan memerangi orang yang memerangi kalian hingga hari
الْقِيَامَةِ، وَلَعَنَ اللهُ آلَ زِيَادٍ وَآلَ مَرْوَانَ، وَلَعَنَ اللهُ بَنِيْ أُمَيَّةَ قَاطِبَةً، وَلَعَنَ اللهُ.
kiamat, semoga Allah melaknat keluarga Ziyâd dan keluarga Marwân, semoga Allah melaknat seluruh Bani Umaiyah, semoga Allah melaknat
ابْنَ مَرْجَانَةَ، وَلَعَنَ اللهُ عُمَرَ بْنَ سَعْد، وَلَعَنَ اللهُ شِمْراً، وَلَعَنَ اللهُ أُمَّةً أَسْرَجَتْ.
putra Marjânah, semoga Allah melaknat Umar bin Sa’d, semoga Allah melaknat Syimr, dan semoga Allah melaknat sekelompok umat yang telah mempersiapkan jiwa dan raga mereka
وَأَلْجَمَتْ وَتَهَيَّأَتْ وَتَنَقَّبَتْ لِقِتَالِكَ، بِأَبِيْ أَنْتَ وَ أُمِّيْ لَقَدْ عَظُمَ مُصَابِيْ بِكَ،.
untuk memerangimu, demi ayah dan ibuku, sungguh besar musibahku dengan (terbunuh)-mu,
فَأَسْأَلُ اللهَ الَّذِيْ أَكْرَمَ مَقامَكَ، وَ أَكْرَمَنِيْ بِكَ، أَنْ يَرْزُقَنِيْ طَلَبَ ثارِكَ مَعَ إِمَامٍ
aku mohon kepada Allah yang telah memuliakan kedudukanmu dan memuliakanku karenamu agar Ia memberikan anugerah kepadaku untuk membalaskan dendanmu bersama seorang imam
مَنْصُوْرٍ مِنْ أَهْلِ بَيْتِ مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَآلِهِ. أَللَّهُمَّ اجْعَلْنِيْ عِنْدَكَ وَجِيْهاً
yang akan mendapatkan pertolongan dari Ahlul Bayt Muhammad SAWW. Ya Allah, jadikanlah aku mulia di hadapan-Mu
بِالحُسَيْنِ عَلَيهِ السَّلام فِيْ الدُّنْيا وَالآخِرَةِ. يَا أَبَا عَبْدِ اللهِ، إنِّيْ أَتَقَرَّبُ إِلَى اللهِ،
berkat Al-Husein as, di dunia dan akirat. Wahai Abu Abdillah, aku mendekatkan diri kepada Allah,
وَإِلَى رَسُوْلِهِ، وَ إِلَى أمِيْرِ الْمُؤْمِنِيْنَ، وَإِلَى فَاطِمَةَ، وَ إِلَى الْحَسَنِ وَ إلَيْكَ
Rasul-Nya, Amirul Mukminin, Fatimah, Al-Hasan, dan kepadamu
بِمُوَالاَتِكَ ومُوَالاَةِ أَوْلِيَائِك وَ بِالْبَرَاءَةِ مِمَّنْ قَاتَلَكَ وَنَصَبَ لَكَ الْحَرْبَ،
dengan mencintaimu dan mencintai para kekasihmu serta membebaskan diri dari orang-orang yang memerangimu dan menyulut api peperangan dengamu,
وَ بالْبَرَاءةِ مِمَّنْ أَسَّسَ أَسَاسَ الظُّلْمِ وَالجَوْرِ عَلَيْكُمْ، وَأبْرَأُ إِلَى اللهِ
dan dari orang-orang yang menanamkan akar kelaliman atas kalian, aku membebaskan diriku kepada Allah
وَإِلَى رَسُوْلِهِ مِمَّنْ أسَّسَ أَسَاسَ ذلِكَ، وَ بَنَى عَلَيْهِ بُنْيَانَهُ، وَجَرَى فِيْ ظُلْمِهِ
dan Rasul-Nya dari orang yang menanamkan akar kezaliman itu, memperkokoh kedudukannya di atasnya, dan menzalimi
وَجَوْرِهِ عَلَيْكُمْ وَعَلَى أَشْيَاعِكُمْ، بَرِئْتُ إِلَى اللهِ وَ إلَيْكُمْ مِنْهُمْ، وَ أتَقَرَّبُّ إِلَى اللهِ
kalian dan para pengikut kalian, aku membebaskan diriku kepada Allah dan kepada kalian dari mereka, dan mendekatkan diri kepada Allah
وَإِلَى رَسُوْلِهِ ثُمَّ إلَيْكُمْ بِمُوَالاَتِكُم وَ مُوَالاَةِ وَلِيِّكُمْ، وَ بِالْبَرَاءَةِ مِنْ أَعْدَائِكُمْ،
dan Rasul-Nya kemudian kepada kalian dengan mencintai kalian dan kekasih kalian, serta dengan membebaskan diri dari para musuh kalian,
وَ النَّاصِبِيْنَ لَكُمُ الْحَرْبَ، وَبِالْبَرَاءَةِ مِنْ أَشْيَاعِهِمْ وَأتْبَاعِهِمْ. إنِّيْ سِلْمٌ لِمَنْ.
orang-orang yang memerangi kalian, dan dari para sekutu mereka. Aku berdamai dengan orang
سَالَمَكُمْ، وَحَرْبٌ لِمَنْ حَارَبَكُمْ، وَوَلِيٌّ لِمَنْ وَالاَكُمْ، وَعَدُوٌّ لِمَنْ عَادَاكُمْ، فَأَسْأَلُ.
yang berdamai dengan kalian dan memerangi orang yang memerangi kalian serta mencintai orang mencintai kalian dan memusuhi orang yang memusuhi kalian, aku mohon
اللهَ الّذِيْ أَكْرَمَنِيْ بِمَعْرِفَتِكُمْ وَمَعْرِفَةِ أَوْلِيَائِكُمْ، وَرَزَقَنِي الْبَرَاءَةَ مِنْ أعْدَائِكُمْ،
kepada Allah yang telah memuliakanku dengan mengenal kalian dan para kekasih kalian serta membebaskanku dari para musuh kalian
أَنْ يَجْعَلَنِيْ مَعَكُمْ فِيْ الدُّنْيَا وَاْلآخِرَةِ، وَ أَنْ يُثَبِّتَ لِيْ عِنْدَكُمْ قَدَمَ صِدْقٍ فِيْ.
agar mengumpulkanku bersama kalian di dunia dan akhirat serta menetapkan langkahku (dalam kebenaran) di sisi kalian di
الدُّنْيَا وَاْلآخِرَةِ، وَأَسْأَلُهُ أَنْ يُبَلِّغَنِي الْمَقَامَ الْمَحْمُودَ لَكُمْ عِنْدَ اللهِ، وَأنْ يَرْزُقَنِيْ
dunia dan akhirat, dan aku mohon kepada Allah agar menganugerahkan kepadaku kedudukan tinggi (yang) kalian (miliki) di sisi-Nya,
طَلَبَ ثَارِيْ مَعَ إِمَامٍ مَهْدِيٍّ ظَاهِرٍ نَاطِقٍ بِالْحَقِّ مِنْكُمْ، وَأَسْأَلُ اللهَ بِحَقِّكُمْ.
dan membalaskan dendam kalian bersama seorang imam dari kalian yang telah mendapat petunjuk, jelas, dan berbicara kebenaran, dan aku mohon kepada Allah dengan hak dan kedudukan
وَبِالشَّأْنِ الَّذِيْ لَكُمْ عِنْدَهُ أَنْ يُعْطِيَنِيْ بِمُصَابِيْ بِكُمْ أفْضَلَ مَا يُعْطِيْ مُصَاباً
yang kalian miliki agar menganugerahkan pahala terbaik kepadaku karena musibah yang telah menimpaku (lebih baik) daripada pahala yang diberikan kepada penderita musibah
بِمُصِيْبَتِهِ، مُصِيْبَةً مَا أَعْظَمَها وَأَعْظَمَ رَزِيَّتَهَا فِيْ اْلإِسْلاَمِ وَفِيْ جَمِيْعِ أَهْلِ
karena musibahnya, alangkah besarnya musibah ini bagi Islam, para penduduk
السَّمَوَاتِ وَاْلأَرْض. أَللَّهُمَّ اجْعَلْنِيْ فِيْ مَقَامِيْ هَذَا مِمَّنْ تَنَالُهُ مِنْكَ صَلَوَاتٌ وَ
langit dan bumi. Ya Allah, jadikanlah aku di tempatku ini dari golongan orang-orang yang mendapatkan curahan shalawat,
رَحْمَةٌ وَ مَغْفِرَةٌ. أَللَّهُمَّ اجْعَلْ مَحْيايَ مَحْيَى مُحَمَّدٍ وَآلِ مُحَمَّدٍ، وَمَمَاتِيْ مَمَاتَ
rahmat, dan ampunan-Mu. Ya Allah, jadikanlah kehidupku seperti kehidupan Muhammad dan keluarganya, serta jadikanlah kematianku seperti kematian Muhammad
مُحَمَّدٍ وَ آلِ مُحَمَّدٍ. أَللَّهُمَّ إنَّ هَذا يَوْمٌ تَبَرَّكَتْ بِهِ بَنُوْ أُمَيَّةَ وَابْنُ آكِلَةِ الأكْبَادِ،
dan keluarganya. Ya Allah, hari ini adalah hari bersuka-cita bagi Bani Umaiyah dan putra wanita pemakan jantung; orang terlaknat putra
الَّلعِيْنُ بْنُ الَّلعِيْنِ عَلَى لِسَانِكَ وَلِسَانِ نَبِيِّكَ صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وَآلِهِ فِيْ كُلِّ مَوْطِنٍ
orang terlaknat yang telah dilaknat oleh-Mu dan oleh Rasul-Mu SAWW di manapun
وَمَوْقِفٍ وَقَفَ فِيْهِ نَبِيُّكَ صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وَآلِهِ. أَللَّهُمَّ الْعَنْ أبَا سُفِيْانَ وَمُعَاوِيَةَ
ia berada. Ya Allah, laknatlah Abu Sufyân, Mu’âwiyah,
وَيَزِيْدَ بْنَ مُعَاوِيَةَ وآلَ مَرْوَانَ، عَلَيْهِمْ مِنْكَ اللَّعْنَةُ أبَدَ الْآبِدِينَ، وَ هَذَا يَوْمٌ
Yazîd bin Mu’âwiyah, dan keluarga Marwan, semoga laknat-Mu tertimpakan atas mereka untuk selamanya, hari ini adalah hari
فَرِحَتْ بِهِ آلُ زِيَادٍ وَآلُ مَرْوَانَ بِقَتْلِهِمُ الحُسَيْنَ عَلَيْهِ السَّلاَمُ. أَللَّهُمَّ فَضَاعِفْ
kebahagiaan bagi keluarga Ziyâd dan Marwân karena mereka telah membunuh Al-Husein as. Ya Allah, lipat-gandakanlah
عَلَيْهِمُ الَّلعْنَ وَالْعَذَابَ اْلأَلِيْمَ. أَللَّهُمَّ إنِّيْ أتَقَرَّبُّ إلَيْكَ فِيْ هذَا اليَوْمِ، وَفِيْ مَوْقِفِيْ.
laknat dan siksa mereka yang pedih. Ya Allah, aku mendekatkan diriku kepada-Mu pada hari ini, di tempatku ini,
هَذا، وَأيَّامِ حَيَاتِيْ بِالْبَرَاءَةِ مِنْهُمْ، وَ الَّلعْنَةِ عَلَيْهِمْ، وَبِالْمُوَالاَةِ لِنَبِيِّكَ وَآلِ نَبِيِّكَ عَلَيِه وعَلَيْهِمُ السَّلام.
dan selama hidupku dengan membebaskan diri dari mereka dan melaknat mereka serta dengan mencintai Nabi dan keluarga Nabi-Mu as.
Kemudian bacalah bacaan berikut ini sebanyak 100 kali:
أَللَّهُمَّ الْعَنْ أَوَّلَ ظَالِمٍ ظَلَمَ حَقَّ مُحَمَّدٍ وَآلِ مُحَمَّدٍ، وَآخِرَ تَابِعٍ لَهُ عَلَى ذَلِكَ،
Ya Allah, laknatlah orang pertama yang telah menzalimi hak Muhammad dan keluarganya, dan orang terakhir yang mengikutinya,
أَللَّهُمَّ الْعَنِ الْعِصَابَةَ الَّتِيْ جَاهَدَتِ الْحُسَيْنَ وَشايَعَتْ وَبايَعَتْ وَتَابَعَتْ عَلَى قَتْلِهِ. أَللَّهُمَّ الْعَنْهم جَميعاً.
ya Allah, laknatlah sekelompok manusia yang telah rela memerangi Al-Husein, dan yang ikut andil serta berbai’at untuk membunuhnya. Ya Allah, laknatlah mereka semua.
Dan bacalah bacaan berikut ini sebanyak 100 kali:
اَلسَّلاَمُ عَلَيْكَ يَا أَبَا عَبْدِ اللهِ وَعَلَى اْلأَرْوَاحِ الَّتِيْ حَلَّتْ بِفِنَائِكَ، عَلَيْكَ مِنِّيْ سَلاَمُ
Salam bagimu, wahai Abu Abdillah dan bagi jiwa-jiwa yang telah terbaring di haribaanmu, kuhaturkan salam Ilahi bagimu
اللهِ أبَداً مَا بَقِيْتُ وَبَقِيَ اللَّيْلُ وَالنَّهَارُ، وَلاَ جَعَلَهُ اللهُ آخِرَ العَهْدِ مِنِّيْ لِزِيَارَتِكُمْ،
selama aku hidup dan selama malam dan siang masih berputar, semoga Allah tidak menjadikannya kali terakhir bagiku untuk berziarah kepadamu,
اَلسَّلاَمُ عَلَى الْحُسَيْنِ، وَعَلَى عَلِيِّ بْنِ الْحُسَيْنِ، وَعَلَى أَوْلاَدِ الْحُسَيْنِ، وَعَلَى أصْحَابِ الْحُسَيْنِ.
salam bagi Al-Husein, Ali bin Al-Husein, anak cucu Al-Husein, dan para sahabat Al-Husein.
Dan bacalah bacaan berikut ini:
أَللَّهُمَّ خُصَّ أَنْتَ أَوَّلَ ظَالِمٍ بِاللَّعْنِ مِنِّيْ، وَابْدَأْ بِهِ أَوَّلاً، ثُمَّ الثَّانِيَ، وَالثَّالِثَ
Ya Allah, khususkanlah laknatku kepada orang zalim pertama; mulailah hal itu dengan orang pertama, kemudian orang kedua, ketiga, dan
وَالرَّابِعَ، أَللَّهُمَّ الْعَنْ يَزِيْدَ خَامِساً، وَالْعَنْ عُبَيْدَ اللهِ بْنَ زِيَادٍ وَابْنَ مَرْجَانَةَ
keempat, ya Allah, laknatlah Yazid (sebagai) orang kelima, Ubaidillah bin Ziyâd, putra Marjânah,
وَعُمَرَ بْنَ سَعْدٍ وَشِمْراً وَآلَ أَبِيْ سُفْيَانَ وَآلَ زِيَادٍ وآلَ مَرْوَانَ إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ.
Umar bin Sa’d, Syimr, keluarga Abu Sufyân, keluarga Ziyâd, dan keluarga Marwân hingga hari kiamat.
Setelah itu, bersujudlah seraya membaca:
أَللَّهُمَّ لَكَ الْحَمْدُ حَمْدَ الشَّاكِرِيْنَ لَكَ عَلَى مُصَابِهِمْ، اَلْحَمْدُ ِللهِ عَلَى عَظِيْمِ
Ya Allah, segala puji bagi-Mu selayaknya puji orang-orang yang bersyukur kepada-Mu karena musibah yang menimpa mereka, segala puji bagi Allah atas keagungan
رَزِيَّتِيْ. أَللَّهُمَّ ارْزُقْنِيْ شَفَاعَةَ الْحُسَيْنِ يَوْمَ الْوُرُوْدِ، وَثَبِّتْ لِيْ قَدَمَ صِدْقٍ عِنْدَكَ
Musibahku (ini). Ya Allah, anugerahkanlah kepadaku syafa’at Al-Husein pada hari kiamat dan tetapkanlah langkahku dalam kebenaran di sisi-Mu
مَعَ الْحُسَيْنِ وَأَصْحَابِ الْحُسَيْنِ الَّذِيْنَ بَذَلُوْا مُهَجَهُمْ دُوْنَ الْحُسَيْنِ عَلَيْهِ السَّلاَمُ.
bersama Al-Husein dan para sahabatnya yang telah rela berkorban demi membelanya.
‘Alqamah meriwayatkan bahwa Imam Bâqir as berkata, “Jika engkau mampu untuk berziarah kepadanya (Imam Husein as) setiap hari dari rumah dengan membaca doa ziarah di atas, maka lakukanlah, karena engkau akan mendapatkan semua pahala (yang telah ditentukan untuk doa ziarah ini)”.


[1] Semua amalan di atas kami sadur dari kitab Mafâtîh al-Jinân, karya Syeikh Abbas al-Qomi, Bab II dan III.
[2] Tsârullâh adalah orang darahnya dikucurkan secara lalim dan hanya Allah yang akan membalaskan dendamnya. (Pen.).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar