Pages

Rabu, 30 November 2011

Syarah Mandzumah Muthahari













Murtadha Muthahari


Syarh Manzumah



Pengantar
 



















































Bismillahi Ar-Rahman Ar-Rahim


Duhai Pemberi Aqal padamulah segala pujian
Dan kehadirat-Mulah terpuncak segala tujuan
Duhai yang tersembunyi dalam benderang cahayanya
Zhohir dan Bathin dalam penampakannya
Dengan cahaya wajahnya benderang segala sesuatu
Dengan cahaya wajahnya lenyaplah selainnya
Kemudian Kepada Nabi Penunjuk jalan Ummat
Da Keluarganya yang secuci shalawat tertumpah
Kemudian hamba pendosa


























Marhum Sabzawari menyebut bukunya ini Sebagai “Manzummah dan Komentar atas Manzumah yang terdiri atas “Logika” yang diberi judul “Li’Ali Muntazamah” sedangakan bagian Falsafah diberi judul ‘Ghurar Al-Fara’id”, namun kemudian kedua nama ini tidak dikenal dan kedua bagian trersebut dikenal dengan sebutan Manzumah baik untuk logika maupun filsafat.

Di dalam bagian Filsafat Marhum Sabzawari ingin membahas dua bagian dari Filsafat, baik secara praktis maupun teoritis., dalam bentuk yang ringkas membahas semua bagian filsafat. Sebagaimana pada umumnya pembagian filsafat oleh para Filosof masa lampau terutama pembagian yang dil;akukan oleh Aristoteles yangt membagi dua bentuk Filsafat. Filsafat Teoritis adalah filsafat yang membicarakan tentang keberadaan, sedangkan Filsafat praktis adalah filsafat yang membicarakan apa yang harus dilakukan. Kemudian Filsafata Teoritispun dibagi lagio dalam pembagian ; Ketuhanan, Ilmu Alam, dan Matematika. Sedangkan Filsafat praktis terbagi kedalam Ilmu Akhlaq, Tata rumah tangga, dan Politik.. Akan tetapi Marhum Sabzawari dalam hal ini mengemukakan sebagian  dan sebagian yang lain terlewatkan. Filsafat Ketuhanan secara terperinci dibahas disini sedangkan bagian yang lain hanya sebagain saja dan sama sekali tidak membahas Matematika. Sedangkan dalam Frilsafat Praktis hanya bagian akhlaq saja yang dibahas oleh Marhum Sabzawari.

Beberapa bagian dalam kitab “Ghurar Al-Fara’id”  Marhum Sabzawari , hanyalah penjelasan singkat terutama pada bagian Ilmu Jiwa, IlmuAlam, Geofisika, Ilmu Botani, dan Ilmu Hewan. Sedangkan yang dibahas secara mendalam adalah apa yang dinamakan “Hikmah Ketuhanan”.

Apa yang dimaksud Hikmah Ilahi ?

 Saat ini dikenal sebagai Metafisika, kenapa disebut Metafisika dan merupakan yang mungkin didapatkan. Dahulu juga para Ulama mempersoalkan “Hikmah Ketuhananan” sebagai “Apa yang ada dibalik Alam” padahal hal ini merupakan sebuah kekeliruan, dan kekeliruan ini  berasal dari penterjemahan yang keliru. Ada dua hal kekeliruan dari ungakapn tersebut :

  1. Permasalahan yangh dibahas tidak hanya menyangkut apa yang ada dibalik alam saja, akan tetapi lebih umum dari sekedar hal tersebut. Filsafat merupakan Ilmu yang Menyeluruh, Masalah yang menyeluruh dan tidak mengkhususkan hanya pada satu tem,pat saja. Perbedan utama dengan ilmu-ilmu yang lain dalam hal ini, bahawa ilmu-ilmu pada umumnyas membahas persoalan dalam bentuk yang khusus sedangkan filsafat dalam bentuk yang paling umum., seperti halnya Ilmu Botani hanya membahas tentang tumbuh-tumbuhan semat sedangkan filsafat membahas tentang persoalan yang sangat umum dan mendasar yang berkaitan dengan keberadaan. Masalah yang sama sekali tidak berakitan sdengan spesialisasi tertentu. Ini keberatan pertama.
  2. Ibn Sina menyatakan keberatannya kalaulah ingin disebut “Apa-apa setelah Alam” seharusnya disebut “Apa-apa sebelum Alam”, karena Apa yang dibalik alam lebih dahulu akan keberadaan alam itu sendiri dan bukanlah setelah alam. Tentu saja kkkritik ini adalah kritik kata sehingga tidak banyak yang memperhatikannya secara serius.


Kenapa Filsafat disebut “Ilmu Ketuhanan” ?

Sekarang, mengapa ilmu ini disebut “Ilmu Ketuhanan” ?  dan hal ini m,eruapakn sebab utama kritik dari para pembaharu karena mereka mengira ilmu  ini membahas tentang Tuhan  yang nota bene merupakan hal yang terpisah dari alam semesta, sehingga topik Ilmu ini adalah “Tuhan”  dan bukan apa yang ada dibalik Tabi’at (Alam).

Topik pembahasan ilmu ini adalah tentang keberadaan dalam arti umum, Tuhan maupun apa-apa yang ada dibalik semesta alam merupakan bagian persoalan dalam ilmu ini. Gnostik (Irfan) yang membicarakan hanya tentang Tuhan, karena dalam pandangan ini segala sesuatu merupakan hal yang tak terpisahkan dari Tuhan, akan tetapi para Filosof tidak memandang segala sesuatu bagian yang satu dari Tuhan, karena itu kita tidak dapat menyebut topik pembahasan Ilmu ini hanyalah Tuhan, sekali lagi bahwa topik pembahasan Ilmu ini “Keberadaan dalam arti Muthlaq”, sedangkan Tuhan hanyalah salah satu dari bentuk keberadaan itu.

Dua Kekeliruan Syaikh Isyraq


Syaikih Isyraq atau Shihabuddin Syuhrawardi melakukan dua kesalahan utama yang kesalahan  tersebut juga diulangi oleh Mulla Sadra dalam kitabnya “Syarh Hidayah Atsiriyah” namun kemudian dalam kitab-kitabnya yang lain kesalahan tersebut tidak lagi diulangi.

Kesalahan pertama adalah, sebelum masa Syaikh Isyraq seperti Abu Raihan Al-Biruni dean selainnya ketika membahas kata Failasuf dan Filsafat, menyebutnya sebagai kata yang berasal dari Yunani yang terdiri atas dua kata “Failo” dan “Sophia”akan tetapi tidak diketahui Syaikh Isyraq dari mana mendapatkan penge4rtian ketika mengartikan Filsafat sebagai “Penyerupaan kepada Tuhan”  dan hal inipun kita jumpai pada beberapa kitab Filsafat setelah itu termasuk didalamnya Kitab Mulla Sadra, dan kalau kita usut hal ini berasal dari Yunani dan merupakan pernyataan tanpa dasar.

Kekeliruan kedua dari Syaikh Isyraq adealah anggapan bahwa Filsafat Pertama hanya membicarakan persoalan Umum semata, sebagaimana juga Aristoteles dan Ibn Sina mengisyaratkan demikian. Namun persoalannya apakah sebuah keharusan Filsafat Pertama hanya meliputi persoalan yang Umum semata atau terbuka pada seluruh bentuk persoalan Filsafat Ketuhanan. Tentu saja kebenaran pada bagian kedua, dan untuk ini argumen yang kuat dapat membuktikannya. Dalam hal ini Syaikh Isyraq melakukan kekeliruan keduayang menyatakan bahwa Filsafat Pertama hanya meliputi persoalan yang umum semata.

Terlepas dari semua itu (Apakah disebut Metafisika, Sesuatu  dibalik semesta, Ilmu Ketuhanan, Ilmu Umum, Filsafat Umum, ataupun Filsafat dalam arti Muthlaq)  dapat kita bagi kedalam dua bagian utama ; Bagian persoalan yang umum dan bagian Ketuhanan dalam arti khusus. Persoalan mendasar adalah pada bagian Persoalan Umum sedangkan pada bagian Ketuhanan dalam arti Khususmerupakan penarikan kesimpulan tentang Tuhan baik meliputi sifat dan persoalan yang berkaitan dengan hal tersebut. Bagian dalam arti khusus tersebut disebut “Ketuhanan dalam makna khusus” sedangkan bagian yang umum “Ketuhanan dalam arti umum”.

Marhum Sabzawari membagi kitab ini dalam beberapa ilmu dan cabang yang dalam syairnya ;

Sesungguhnya kitab kita berada atas tujuan-tujuan
Dan setiap tujuan dalam cabang-cabang

Pembagiannya dalam bentuk “tujuan-tujuan’ dan setiap tujuan memiliki beberapa cabang dan setiap cabang dibagi lagi kedalam beberapa bagian.

Tujuan pertama adalah “Persoalan-persoalan Umum” sedangakan tujuan kedua “MakalaH” dan yang ketiga “Ketuhanan dalam arti khusus” tujuan keempat “Ilmu Alam” dan kelima “Kenabian dan mimpi-mimpi” serta tujuan keenam “Kebangkitan” dan terakhir tujuan ketujuh membahas tentang “Akhlaq” .

Dan saat ini kita akan memulai pembahasan pada Tujuan Yang Pertama.



























Persoalan Umum


Bagian Pertama :

“Existensi dan Non Existensi”



Persoalan umum

Pada Tujuahn pertama persoalan yang dibahas adalah persoalan Umum
Rasanya tidaklah terlalu penting untuk membahas secara khusus tentang pengertrtian Persoalan umum sebagaimana hal tersebut telah diungkapkan juga pada kitab “Mawaqif” serta pandangan-pandangan tentang haal tersebut.
Secara sederhana pengertian “Persoalan umum” tersebut adalah :Persoalan yang sama sekali tidak mengkhususkan atau membicarakan secara khusus bagian-bagian dari keberadaan dan melintasi segala sesuatu, dalam pengertian lain “Existensi sebagaimana adanya existensi tersebut”.

Korelasi Persoalan umum dengan Locus Kant dan Heigel

Persoalan umum ini dengan locus  Kant memiliki kesesuaian. Di dalam Locusnya Kant memiliki keyakinan 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar